Danau Lindu yang memesona menurut saya menjadi salah satu alternatif tujuan wisata yang layak dijadikan referensi, terutama buat para penggemar wisata alam. Namun sebelum Anda memutuskan untuk masuk ke kawasan Taman Nasional Lore Lindu (TNLL), Sigi, Sulawesi Tengah, ada sejumlah tips traveling yang bisa Anda jadikan pegangan.
Tips traveling ini saya bikin berdasar pengalaman saat bertandang ke danau Lindu pada medio Juni 2014, saat mendokumentasikan aktivitas Pencerah Nusantara 2:
- Transportasi. Apabla Anda berangkat dari Palu, sebaiknya berangkat pagi buta sebelum matahari terbit. Lama perjalanan travel dari Palu hingga Sedaunta sekitar 3 jam dengan tarif Rp100 ribu, ditambah naik ojek Sedaunta – Lindu sekitar 1 jam dengan tarif Rp60-70 ribu.
- Penginapan. Jika Anda memutuskan berangkat siang dari Palu, usahakan sebelum jam 14.00 agar sampai di Lindu masih sore. Di pinggir danau terdapat sejumlah cottage yang bisa disewa bermalam. Biayanya sekitar Rp100-200 ribu/malam.
- Bawa bekal makanan. Di empat desa yang ada di Lindu (desa Puroo, Langko, Tomado, dan Anca) tidak ada warung makan sama sekali, jadi persiapkan bekal makanan dari bawah (Sedaunta).
- Baju hangat / jaket. Lindu terletak di dataran tinggi pegunungan yang memiliki hawa cukup dingin.
- Sun-Block Lotion. Meski di pegunungan dan berhawa sejuk saat siang hari, terik matahari di Lindu tetap membakar kulit. Jadi oleskan sun-block lotion saat berkelana di kawasan danau.
- Gunakan sepatu boot. Di beberapa tempat di Lindu memiliki jalan tanah yang becek dan berlumpur. Selain itu terdapat cacing Schistosomiosis yang berbahaya. Perhatikan tanda Focus Active berarti harus memakai sepatu boot. Focus Pasif, dan Focus Netral berarti aman tidak perlu mengenakan sepatu boot.
- Tidak mandi / berenang di danau. Selain karena adanya bahaya cacing dan lintah yang berbahaya bagi manusia, masyarakat melarang tamu dan warga untuk mandi di danau.
- Berhati-hati terhadap ular. Di dekat danau sering dijumpai ular yang melintas.
- Bawa obat oles/ lotion anti nyamuk/ minyak serei. Oleskan ketika Anda akan blusukan ke kawasan hutan cokelat/kopi agar terhindar dari dari gigitan nyamk.
- Ucapkan salam. Masyarakat Lindu sangat ramah, jadi setiap bertemu mereka upayakan untuk mengucapkan salam: selamat pagi, siang, sore, atau malam.
- Biaya menyeberang danau. Di desa Kanawu Atas yang letaknya di seberang danau terdapat air terjun. Untuk menjangkaunya Anda bisa menggunakan kapal kecil dari dermaga, biayanya Rp 15 ribu sekali jalan. Anda bisa berangkat pagi jam 09.00 dan kembali lagi sore sekitar jam 16.00.
- Sewa ketinting. Jika ingin mengelilingi danau, Anda bisa menyewa perahu ketinting. Satu ketinting bisa muat 3 orang termasuk pengemudinya. Anda bisa mengunjungi derah muara, pulau Bola (tempat makam Maradindo – orang pertama Lindu yang makamnya memiliki panjang 7 meter, atau ke desa Mongkodono – yang lokasinya terpencil. Coba hubungi Pak Faisar, salah satu pemilik perahu di Kampung Arab (tarifnya 100-200 rb).
- Oleh-oleh. Tidak banyak yang bisa Anda bawa sebagai oleh-oleh dari Lindu, salah satunya Abon Mujair, yang ada di Kampung Arab. Kenapa disebut Kampung Arab – karena di sinilah hidup para warga yang beragama Islam, sebagian besar penduduk Lindu menganut agama Kristen.
- Melihat kawanan kuda. Di desa Langko, jalan menuju Balai Perikanan dan Peternakan atau dermaga desa, terdapat padang luat tempat menggembalakan kerbau, sapi, dan kuda. Di kawasan ini Anda juga bisa memotret beragam spesies burung (bangau, rajawali).
Kawasan wisata lain di TNLL:
Jika Anda ingin melihat patung-patung megalithikum yang usianya mencapai ratusan bahkan ribuan tahun di kawasan TNLL, adanya di Lembah Napu, Besoa dan Bada (LIhat peta di bawah).
Lembah Besoa terletak di Kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso. Jaraknya sekitar 150 kilo meter dari kota Palu, kalau menggunakan mobil bisa menempuh perjalanan selama enam jam. Di sini ada kompleks situs Pokekea.
Sementara itu, lembah Bada terletak di Desa Tuare, Kabupaten Donggala. Perjalanan ke Lembah Bada diawali dari Gimpu, Kabupaten Poso. Kalau dari Sedaunta lurus terus menuju Kulawi, hanya dapat dilakukan dengan menggunakan sepeda motor. Sebagai referensi silakan buka blog Teacool milik Tika untuk membaca tentang situs megalithikum tersebut.
Hak Cipta Foto-Foto: Aditya Wardhana, peta: Balai Besar TNLL Poso